Banyak yang tidak tahu bahwa sebenarnya kepergian Fathimah Azzahra
menyimpan misteri besar. Misteri yang jika dipahami sebenarnya bukanlah
misteri; disebut misteri karena tidak ada yang mau tahu menahu
tentangnya. Jika ada yang tahu, betapa terkejut orang yang mengetahuinya
dan faham mengapa pengikut Syiah memilih Syiah sebagai madzhabnya.
Mari kita simak sebuah dialog berkaitan dengan wafat Sayidah Fathimah Azzahra:
Syiah: “Maaf, apa anda tahu mengapa Fathimah Azzahra berwasiat agar ia dimakamkan di tengah malam?”
Suni: “Karena ia tidak ingin ada orang yang melihatnya dikubur?”
Syiah: “Sebenarnya, memang apa masalahnya kalau ada orang lain melihat seorang wanita dikuburkan? Apa itu dosa? Padahal banyak sekali lelaki yang melakukan tasyi’ jenazah wanita.”
Suni: “Tidak, sebenarnya tak ada masalah.”
Syiah: “Kalau tidak masalah, mengapa Fathimah Azzahra, putri nabi, berwasiat sedemikian rupa? Yang jelas ada orang-orang tertentu yang boleh ikut menguburkan beliau, seperti Salman Alfarisi, Abu Dzar Al Ghifari, Miqdad dan Fadhl bin Abbas. Bukankah demikian?”
Suni: “Ya, memang benar.”
Syiah: “Aku tidak lebih alim darimu. Tapi aku pernah membaca sebuah riwayat dari Bukhari dalam Shahih-nya, bahwa Fathimah Azzahra tidak mau berbicara dengan Abu Bakar sedikitpun hingga akhir hayatnya.[1]
Apa maksudnya? Bukankah kalau ada seseorang yang jengkel dengan saudaranya dan tidak mau berteman lagi sampai lebih dari tiga hari maka ia akan masuk neraka? Kalau begitu apa menurut anda Fathimah Azzahra tidak masuk neraka karena tidak mau lagi berbicara dengan Abu Bakarh hingga akhir hayatnya? Lalu mengapa beliau jengkel dengan Abu Bakar dan Umar serta tidak mengizinkan mereka melakukan tasyi’ jenazahnya? Pernakah anda mendengar Abu Bakar dan Umar berperan dalam tasyi’ jenazah Fathimah Azzahra sebagaimana mereka juga tidak berperan dalam tasyi’ jenazah Rasulullah saw?”
Orang Suni itu tidak menjawab pertanyaannya, malah mengalihkan pembicaraan ke hal lain. Namun orang Syiah tersebut tetap menanyakan permasalahan yang berkaitan dengan madzhabnya.
Syiah: “Apakah bertawasul itu syirik?”
Suni: “Ya, syirik; karena Tuhan meminta kita untuk memohon kepada-Nya lalu ia akan mengabulkan permintaan kita.”
Syiah: “Lalu mengapa aku pernah membaca bahwa saat kalian sakit gigi, kalian bisa menulis di atas kertas: “Abu Bakkar As Shiddiq termasuk orang-orang yang jujur, baik dan besar.”, lalu dengan demikian sakit giginya akan sembuh?[2] Bukankah itu termasuk tawasul kepada Abu Bakar?”
Akhirnya pertanyaan itu pun tidak dijawab dan mereka berpisah.
Mari kita simak sebuah dialog berkaitan dengan wafat Sayidah Fathimah Azzahra:
Syiah: “Maaf, apa anda tahu mengapa Fathimah Azzahra berwasiat agar ia dimakamkan di tengah malam?”
Suni: “Karena ia tidak ingin ada orang yang melihatnya dikubur?”
Syiah: “Sebenarnya, memang apa masalahnya kalau ada orang lain melihat seorang wanita dikuburkan? Apa itu dosa? Padahal banyak sekali lelaki yang melakukan tasyi’ jenazah wanita.”
Suni: “Tidak, sebenarnya tak ada masalah.”
Syiah: “Kalau tidak masalah, mengapa Fathimah Azzahra, putri nabi, berwasiat sedemikian rupa? Yang jelas ada orang-orang tertentu yang boleh ikut menguburkan beliau, seperti Salman Alfarisi, Abu Dzar Al Ghifari, Miqdad dan Fadhl bin Abbas. Bukankah demikian?”
Suni: “Ya, memang benar.”
Syiah: “Aku tidak lebih alim darimu. Tapi aku pernah membaca sebuah riwayat dari Bukhari dalam Shahih-nya, bahwa Fathimah Azzahra tidak mau berbicara dengan Abu Bakar sedikitpun hingga akhir hayatnya.[1]
Apa maksudnya? Bukankah kalau ada seseorang yang jengkel dengan saudaranya dan tidak mau berteman lagi sampai lebih dari tiga hari maka ia akan masuk neraka? Kalau begitu apa menurut anda Fathimah Azzahra tidak masuk neraka karena tidak mau lagi berbicara dengan Abu Bakarh hingga akhir hayatnya? Lalu mengapa beliau jengkel dengan Abu Bakar dan Umar serta tidak mengizinkan mereka melakukan tasyi’ jenazahnya? Pernakah anda mendengar Abu Bakar dan Umar berperan dalam tasyi’ jenazah Fathimah Azzahra sebagaimana mereka juga tidak berperan dalam tasyi’ jenazah Rasulullah saw?”
Orang Suni itu tidak menjawab pertanyaannya, malah mengalihkan pembicaraan ke hal lain. Namun orang Syiah tersebut tetap menanyakan permasalahan yang berkaitan dengan madzhabnya.
Syiah: “Apakah bertawasul itu syirik?”
Suni: “Ya, syirik; karena Tuhan meminta kita untuk memohon kepada-Nya lalu ia akan mengabulkan permintaan kita.”
Syiah: “Lalu mengapa aku pernah membaca bahwa saat kalian sakit gigi, kalian bisa menulis di atas kertas: “Abu Bakkar As Shiddiq termasuk orang-orang yang jujur, baik dan besar.”, lalu dengan demikian sakit giginya akan sembuh?[2] Bukankah itu termasuk tawasul kepada Abu Bakar?”
Akhirnya pertanyaan itu pun tidak dijawab dan mereka berpisah.
Categories:
Bahasa Indonesia
0 comments:
Post a Comment
براہ مہربانی شائستہ زبان کا استعمال کریں۔ تقریبا ہر موضوع پر 'گمنام' لوگوں کے بہت سے تبصرے موجود ہیں. اس لئےتاریخ 20-3-2015 سے ہم گمنام کمینٹنگ کو بند کر رہے ہیں. اس تاریخ سے درست ای میل اکاؤنٹس کے ضریعے آپ تبصرہ کر سکتے ہیں.جن تبصروں میں لنکس ہونگے انہیں فوراً ہٹا دیا جائے گا. اس لئے آپنے تبصروں میں لنکس شامل نہ کریں.
Please use Polite Language.
As there are many comments from 'anonymous' people on every subject. So from 20-3-2015 we are disabling 'Anonymous Commenting' option. From this date only users with valid E-mail accounts can comment. All the comments with LINKs will be removed. So please don't add links to your comments.