Tanya: Mengapa Ali bin Abi Thalib memberi nama anak-anaknya dengan nama para khalifah?
Jawab: Kita mengetahui bahwa nama ketiga khalifah, yakni Abu Bakar, Umar dan Utsman, bukanlah nama spesial yang hanya khusus dimiliki mereka saja. Sesungguhnya nama-nama tersebut memang sudah ada dan sering digunakan di tengah-tengah masyarakat Arab baik setelah Islam maupun sebelumnya. Jadi pemberian nama tersebut didak memiliki arti apa-apa yang berkenaan dengan para khalifah. Anda dapat merujuk ke kitab-kitab Rijal seperti Al-Istii’aab tulisan Ibnu Abdul Barr dan Usd Al-Ghabah tulisan Ibnu Atsir untuk mencari tahu siapa saja sahabat nabi yang juga memiliki nama Abu Bakar, Umar dan Utsman.
Di sini kami ingin membawakan bukti kecil dari Usd Al-Ghabah, bahwa ada beberapa sahabat yang namanya juga Umar. Seperti: Umar Al-Aslami, Umar Al-Jam’i, Umar bin Al-Hakam, Umar bin Salim Al-Khaza’i, Umar bin Saraqah, Umar bin Sa’ad Al-Anmari, Umar bin Sa’ad As Salami, Umar bin Sufyan, Umar bin Abi Salamah, Umar bin Amir As Salami, Umar bin Abaidillah, Umar bin ‘Akramah, Umar bin ‘Amr bin Lahiq, Umar bin Malik bin Aqabah, Umar bin Malik Al-Anshari, Umar bin Mu’awiyah Al-Ghadhiri, Umar bin Yazid, Umar bin Al-Yamani.
Semua itu adalah nama-nama yang pernah disebutkan oleh Ibnu Atsir dalam kitabnya. Padahal itu baru sahabat saja, masih banyak lagi yang termasuk Tabi’in yang memiliki nama Umar juga. Oleh karena itu nama-nama tersebut adalah nama biasa di kalangan Arab dan sering dipakai oleh siapa saja; bukan nama spesial yang hanya dimiliki ketiga khalifah.
Dengan demikian, hanya karena nama yang sama kita tidak bisa mengingkari kezaliman-kezaliman yang pernah dilakukan terhadap Ahlul Bait sepanjang sejarah.
Perlu ditambahkan lagi, bahwa para Imam di saat-saat terdesak yang sekiranya kondisi itu menyulitkan pengikut-pengikutnya, mereka berhak melakukan tindakan-tindakan seperti memberi nama anak-anak mereka dengan nama para khalifah, menjalin ikatan dengan khalifah dengan cara menikahkan anak-anak mereka, atau dengan cara lainnya. Tentu tujuannya adalah untuk mencari aman dari tekanan pemerintah zalim saat itu. Lalu dengan demikian para khalifah tidak bisa sewena-wena lagi terhadap mereka, dan tak bisa menyalahgunakan kedudukannya untuk melakukan kezaliman kepada umat Syiah.
Jawab: Kita mengetahui bahwa nama ketiga khalifah, yakni Abu Bakar, Umar dan Utsman, bukanlah nama spesial yang hanya khusus dimiliki mereka saja. Sesungguhnya nama-nama tersebut memang sudah ada dan sering digunakan di tengah-tengah masyarakat Arab baik setelah Islam maupun sebelumnya. Jadi pemberian nama tersebut didak memiliki arti apa-apa yang berkenaan dengan para khalifah. Anda dapat merujuk ke kitab-kitab Rijal seperti Al-Istii’aab tulisan Ibnu Abdul Barr dan Usd Al-Ghabah tulisan Ibnu Atsir untuk mencari tahu siapa saja sahabat nabi yang juga memiliki nama Abu Bakar, Umar dan Utsman.
Di sini kami ingin membawakan bukti kecil dari Usd Al-Ghabah, bahwa ada beberapa sahabat yang namanya juga Umar. Seperti: Umar Al-Aslami, Umar Al-Jam’i, Umar bin Al-Hakam, Umar bin Salim Al-Khaza’i, Umar bin Saraqah, Umar bin Sa’ad Al-Anmari, Umar bin Sa’ad As Salami, Umar bin Sufyan, Umar bin Abi Salamah, Umar bin Amir As Salami, Umar bin Abaidillah, Umar bin ‘Akramah, Umar bin ‘Amr bin Lahiq, Umar bin Malik bin Aqabah, Umar bin Malik Al-Anshari, Umar bin Mu’awiyah Al-Ghadhiri, Umar bin Yazid, Umar bin Al-Yamani.
Semua itu adalah nama-nama yang pernah disebutkan oleh Ibnu Atsir dalam kitabnya. Padahal itu baru sahabat saja, masih banyak lagi yang termasuk Tabi’in yang memiliki nama Umar juga. Oleh karena itu nama-nama tersebut adalah nama biasa di kalangan Arab dan sering dipakai oleh siapa saja; bukan nama spesial yang hanya dimiliki ketiga khalifah.
Dengan demikian, hanya karena nama yang sama kita tidak bisa mengingkari kezaliman-kezaliman yang pernah dilakukan terhadap Ahlul Bait sepanjang sejarah.
Perlu ditambahkan lagi, bahwa para Imam di saat-saat terdesak yang sekiranya kondisi itu menyulitkan pengikut-pengikutnya, mereka berhak melakukan tindakan-tindakan seperti memberi nama anak-anak mereka dengan nama para khalifah, menjalin ikatan dengan khalifah dengan cara menikahkan anak-anak mereka, atau dengan cara lainnya. Tentu tujuannya adalah untuk mencari aman dari tekanan pemerintah zalim saat itu. Lalu dengan demikian para khalifah tidak bisa sewena-wena lagi terhadap mereka, dan tak bisa menyalahgunakan kedudukannya untuk melakukan kezaliman kepada umat Syiah.
Oleh Muhammad Thabari, dalam bukunya yang berjudul “Jawaban Pemuda Syiah atas Pertanyaan-Pertanyaan Wahabi”
Categories:
Bahasa Indonesia
0 comments:
Post a Comment
براہ مہربانی شائستہ زبان کا استعمال کریں۔ تقریبا ہر موضوع پر 'گمنام' لوگوں کے بہت سے تبصرے موجود ہیں. اس لئےتاریخ 20-3-2015 سے ہم گمنام کمینٹنگ کو بند کر رہے ہیں. اس تاریخ سے درست ای میل اکاؤنٹس کے ضریعے آپ تبصرہ کر سکتے ہیں.جن تبصروں میں لنکس ہونگے انہیں فوراً ہٹا دیا جائے گا. اس لئے آپنے تبصروں میں لنکس شامل نہ کریں.
Please use Polite Language.
As there are many comments from 'anonymous' people on every subject. So from 20-3-2015 we are disabling 'Anonymous Commenting' option. From this date only users with valid E-mail accounts can comment. All the comments with LINKs will be removed. So please don't add links to your comments.