Tanya: Pada masa pemerintahan dua khalifah pertama,
Islam mendapatkan kejayaan bermacam-macam seperti memenangkan
negri-negri seberang. Islam tidak mengalami kejayaan lain yang lebih
besar dari masa itu; apa lagi di masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib
yang kalian anggap sebagai Imam maksum, umat Islam malah berikhtilaf di
dalam. Bukankah demikian?
Jawab: Jika anda menganggap keunggulan seorang pemimpin terletak pada luasnya kekuasan secara geografis, maka sungguh Abu Bakar dan Umar lebih mulia dari Nabi Muhammad Saw! Karena kekuatan yang dimiliki oleh Islam (di jaman nabi) saat itu lebih kecil dari masa-masa pemerintahan dua khalifah pertama.
Apakah anda tidak salah mengatakan tidak ada masa Islam yang lebih berjaya dari masa itu? Jika yang anda tekankan adalah luasnya daerah kekuasaan Islam, di masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid, kekuasaan Islam lebih luas dari yang pernah ada sebelumnya. Kalau begitu Harun seharusnya lebih tinggi dari semua khalifah, bahkan dari Nabi!
Hal yang mungkin anda lupakan adalah, menyebarnya Islam dengan cepat bukanlah berkat pemerintahan dua khalifah itu (Abu Bakar dan Umar); namun karena memang ajaran Islam mengandung pesan-pesan mulia yang dapat diterima semua orang.
Syi’ar “laa ilaaha illallah” (tiada Tuhan selain Allah) menyerukan teriakan keadilan sosial yang begitu menarik perhatian semua orang. Selain itu memang juga ada budaya Jihad dan Kesyahidan yang begitu berpengaruh dalam hal ini.
Ikhtilaf umat Islam di masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib justru buah yang dihasilkan oleh kekhalifahan sebelumnya, khususnya khalifah ketiga yang mana ia telah menyebarkan hasrat kecintaan pada harta benda. Ulah khalifah ketiga lah yang membuat umat Islam berpecah belah. Karena Ali memaksa umatnya untuk kembali ke masa kenabian Rasulullah Saw, kaum pecinta dunia jelas menentangnya lalu dengan bantuan harta yang telah mereka timbun sebelumnya mereka bangkit berperang melawan Ali. Ali pun berdasarkan Al-Qur’an dan perintah Nabi dengan teguh menghadapi, dan bahkan memerangi mereka.[1]
Oleh karenanya itu ikhtilaf yang ada tidak bisa dikaitkan kepada kekhalifahan Ali bin Abi Thalib; karena ikhtilaf tersebut muncul dikarenakan didikan khalifah sebelumnya yang membuat mereka enggan menerima pemerintahan Ilahi yang sebenarnya.
[1] Shahih Ibnu Hayyan, jld. 15, hlm. 258; Mustadrak Al-Hakim, jld. 3, hlm. 122; Musnad Ahmad bin Hambal, jld. 17, hlm. 360, hadits 11258.
Jawab: Jika anda menganggap keunggulan seorang pemimpin terletak pada luasnya kekuasan secara geografis, maka sungguh Abu Bakar dan Umar lebih mulia dari Nabi Muhammad Saw! Karena kekuatan yang dimiliki oleh Islam (di jaman nabi) saat itu lebih kecil dari masa-masa pemerintahan dua khalifah pertama.
Apakah anda tidak salah mengatakan tidak ada masa Islam yang lebih berjaya dari masa itu? Jika yang anda tekankan adalah luasnya daerah kekuasaan Islam, di masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid, kekuasaan Islam lebih luas dari yang pernah ada sebelumnya. Kalau begitu Harun seharusnya lebih tinggi dari semua khalifah, bahkan dari Nabi!
Hal yang mungkin anda lupakan adalah, menyebarnya Islam dengan cepat bukanlah berkat pemerintahan dua khalifah itu (Abu Bakar dan Umar); namun karena memang ajaran Islam mengandung pesan-pesan mulia yang dapat diterima semua orang.
Syi’ar “laa ilaaha illallah” (tiada Tuhan selain Allah) menyerukan teriakan keadilan sosial yang begitu menarik perhatian semua orang. Selain itu memang juga ada budaya Jihad dan Kesyahidan yang begitu berpengaruh dalam hal ini.
Ikhtilaf umat Islam di masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib justru buah yang dihasilkan oleh kekhalifahan sebelumnya, khususnya khalifah ketiga yang mana ia telah menyebarkan hasrat kecintaan pada harta benda. Ulah khalifah ketiga lah yang membuat umat Islam berpecah belah. Karena Ali memaksa umatnya untuk kembali ke masa kenabian Rasulullah Saw, kaum pecinta dunia jelas menentangnya lalu dengan bantuan harta yang telah mereka timbun sebelumnya mereka bangkit berperang melawan Ali. Ali pun berdasarkan Al-Qur’an dan perintah Nabi dengan teguh menghadapi, dan bahkan memerangi mereka.[1]
Oleh karenanya itu ikhtilaf yang ada tidak bisa dikaitkan kepada kekhalifahan Ali bin Abi Thalib; karena ikhtilaf tersebut muncul dikarenakan didikan khalifah sebelumnya yang membuat mereka enggan menerima pemerintahan Ilahi yang sebenarnya.
[1] Shahih Ibnu Hayyan, jld. 15, hlm. 258; Mustadrak Al-Hakim, jld. 3, hlm. 122; Musnad Ahmad bin Hambal, jld. 17, hlm. 360, hadits 11258.
Oleh Muhammad Thabari, dalam bukunya yang berjudul “Jawaban Pemuda Syiah atas Pertanyaan-Pertanyaan Wahabi”
Categories:
Bahasa Indonesia
0 comments:
Post a Comment
براہ مہربانی شائستہ زبان کا استعمال کریں۔ تقریبا ہر موضوع پر 'گمنام' لوگوں کے بہت سے تبصرے موجود ہیں. اس لئےتاریخ 20-3-2015 سے ہم گمنام کمینٹنگ کو بند کر رہے ہیں. اس تاریخ سے درست ای میل اکاؤنٹس کے ضریعے آپ تبصرہ کر سکتے ہیں.جن تبصروں میں لنکس ہونگے انہیں فوراً ہٹا دیا جائے گا. اس لئے آپنے تبصروں میں لنکس شامل نہ کریں.
Please use Polite Language.
As there are many comments from 'anonymous' people on every subject. So from 20-3-2015 we are disabling 'Anonymous Commenting' option. From this date only users with valid E-mail accounts can comment. All the comments with LINKs will be removed. So please don't add links to your comments.